Selasa, 01 Februari 2011

PENGRTIAN ANAK CACAT, TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS ADAPTIF


A. Pengertian Anak Cacat
Menurut  Arch C. Meck dalam bukunya yang berjudul  The Educational Of Expetional Children, anak cacat adalah yang penampilan gerakannya menyimpang dari gerakan normal secara keseluruhan. Sedangkan  menurut The Committee Of National Society For The Study Of Education di AS, anak cacat adalah gerakan-gerakan yang menyimpang dari gerakan yang normal, walupun telah dikembangkan secara maksimal. Penyimpangan tersebut dapat dilihat dari segi Fisik, mental, tingkah laku, emosional dan social.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat digambarkan definisi cacat yaitu “seseorang anak atau orang dewasa yang memiliki kelainan apabila dibandingkan dengan orang yang normal baik dilihat dari  segi fisik, mental, tingkah laku, emosional, dan sosialnya. Perbedaan utama anak cacat dengan anak normal terletak pada keadaan atau kondisi fisik termasuk alat-alat fisik yang tidak lengkap sehingga ia tidak dapat melakukan tugas dan fungsinya seperti yang dilakukan anak normal.

B. Pendidikan Via Pendidikan Jasmani
Para siswa yang cacat, sesuai dengan kecacatannya, akan memperoleh pembinaan melalui pendidikan jasmani yang menjadi tugas utama para guru penjas yang telah mendapatkan mata kuliah penjas adaptif. Layanan tersebut perlu diberikan secara elegan kepada anak-anak cacat. Sebab mereka juga merupakan anak-anak yang menjadi harapan orang tua, masyarakat dan Negara.

C. Tujuan Penjas Adaptif
Disamping itu, proses pendidikan itu penting untuk menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap keterbatasan, kemampuan baik dari segi fisik maupun mentalnya sehingga mereka mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki rasa percaya diri dan harga diri, Oleh karena itu para guru penjaskes adaptif seyogyanya membantu peserta didiknya agar tidak merasa rendah diri dan terisolasi dari lingkungannya. Pemberian kesempatan itu merupakan pengakuan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan anak-anak normal.
Melalui penjas adaptif yang mengandung unsur kegembiraan dan kesenangan, anak-anak dapat memahami dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan serta mengkoreksi kelainan-kelainan yang dialami setiap anak.

  D. Peran dan Fungsi Penjaskes Adaptif
 Para guru penjas sering menghadapi anak-anak yang memiliki kemampuan terbatas karena kondisi fisik, mental, dan sosialnya terganggu, namun harus turut serta dalam pendidikan jasmani. Anak-anak seperti ini digolongkan sebagai orang yang lemah atau cacat, sehingga proses pembalajaran harus dirancang dengan baik agar mereka dapat terlibat secara aktif, dan mencapai hasil optimal.
Masih ada pandangan masyarakat bahwa anak cacat diikut sertakan dalam penjas karena kemampuannya berbeda dengan anak-anak normal. Pada sisi lain apabila anak cacat diikut sertakan dalam penjas, maka dalam hal-hal tertentu ia menjadi bahan tertawaan bagi teman-teman sekelasnya. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap psikologis anak. Oleh karena itu seorang guru penjas harus mampu mengubah pandangan masyarakat  tersebut dan memberikan penjelasan-penjelasan kepada teman-temannya agar mereka sadar dan memiliki sikap yang positif terhadap anak yang cacat. Apabila guru penjas masih berpikiran bahwa tidak etis mengikutsertakan anak-anak cacat dalam proses pembelajaran penjas maka guru tersebut secara tidak langsung telah melakukan kesalahan dan perlkuannya akan berdampak negative terhadap kesehatan dan kebugaran jasmani anak tersebut sebagai akibat kurang gerak. Karena itu gerak merupakan kebutuhan yang mendasar bagi manusia, dan tanpa gerak manusia tidak akan mampu mempertahankan hidupnya.
Siswa yang cacat memiliki kemampuan gerak yang sangat terbatas dalam mengikuti pendidikan jasmani. Oleh karena itu ada saatnya para siswa cacat dan normal tidak dapat melakukan jenis olahraga yang sama. Bagi siswa cacat, ia tetap harus mengikuti pelajaran penjas dengn berbagai modifikasi dan disesuaikan dengan tingkat kecacatan dan kondisi fisiknya. Para guru penjas  sangat berperan dan dituntut dalam menentukan apakah seorang siswa cacat dapat mengikuti materi pembelajaran jenis olahraga secara bersama-sama dengan teman-temannya yang tidak cacat. Untuk menentukan hal tersebut, guru penjas harus melakukan pengamatan dan evaluasi.
Keputusan untuk membedakan aktivitas yang berbeda bagi siswa cacat, sungguh sulit bagi seorang guru penjas sebab ketidak adaan program olahraga yang khusus bagi mereka sehingga program regular menjadi satu-satunya pilihan dengan berbagai modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik kecacatannya. Anak cacat memiliki kesamaan dalam beberapa hal dengan anak yang normal sifatnya hakiki yaitu memiliki keinginan dan cita-cita rasa cinta kasih, perhatian, perhatian, perlindungan, memerlukan makanan, minuman, pakaian yang bagus serta mendapatkan pendidikan dalam upaya meningkatkan taraf hidup pada masa yang akan datang.
Agar dapat memberikan pelayanan secara optimal seyogyanya memiliki kemampuan dan keterampilan khusus dalam mengelola pembelajaran  penjas untuk siswa cacat. Kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui praktek langsung dan melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh lembaga terkait. Misalnya para guru penjas yang telah berpengalaman dilatih khusus sehingga memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bidang penjas adaptif.




1 komentar: